1.1
TUJUAN
·
Mengetahui lebih lanjut tentang cara
cara pembuatan koloid dan jenis cara yang digunakan pada saat pembuatan koloid.
1.2
LANDASAN TEORI
·
PENGERTIAN KOLOID
Koloid berasal dari bahasa
Yunani “kolia” yang artinya lem. Koloid pertama kali dikenalkan oleh Thomas
Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal
tapi sulit terdisfusi.
Koloid atau dispersi koloid
(sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar
dari laritan tapi lebih kecil dari susoensi, dengan ukuran partikel antara 1nm
– 100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati
dengan mikroskop ultra dengan tingkat pembesaran yang tinggi. Contoh koloid
adalah sabun, susu, mentega, selai, jelly, santan dan mayonese.
·
PEMBUATAN
KOLOID
Ukuran partikel koloid terletak
antara partikel larutan sejati dan partikel suspense, sehingga system koloid
dapat dibuat dengan cara kondensasi dan dispersi
1. Kondensasi
Kondensasi
adalah cara pembuatan sistem koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan
sejati menjadi partikel – partikel koloid yang dapat dibagi menjadi 2 cara
yaitu cara kimia dan cara fisika.
a. Cara
Kimia
Partikel
koloid dibentuk melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi hidrolisis,
reaksi reduksi oksidasi, atau reaksi subtitusi.
- Hidrolisis
: Merupakan reaksi suatu zat dengan air
- Reaksi
Redoks : Merupakan reaksi yang disertai perubahan biloks
- Reaksi
Subtitusi : Merupakan reaksi penggantian
b. Cara Fisika
Dilakukan
dengan jalan menurutkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan
pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid. Dengan
jalan sebagai berikut.
- pendinginan
Proses
pendinginanan akan menggumpalkan partikel menjadi suatu koloid.
-penggantian pelarut
Berelang sukar
larut dalam air agar dapat larut diganti dengan alcohol (sol belerang).
-pengembunan uap
Uap raksa
dialirkan melalui air dingin sehingga terbentuk sol raksa.
2. Dispersi
Pembuatan
koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan partikel – partikel kasar
menjadi partikel yang lebih halus/lebih kecil dapat dilakukan secara mekanik,
peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik ( listrik busur breding ).
a. Cara
Mekanik
Dengan
cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan medium
dispersi.Contoh : Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama
– sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir ) kemudian mencampur serbuk
halus dengan air
b. Peptisasi
Pembuatan
koloid dengan cara peptisasi adalah membuat koloid dari butir – butir kasar
atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi ( pemecahan ).
Contoh : Agar – agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet
oleh bensin dan lain – lain.
c. Homogenisasi
homogenisasi
adalah pembuatan koloid dengan pengubahan partikel-partikel besar menjadi seukuran
partikel koloid
d. busur
berdig atau elektrodispersi
Cara
busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt. Alat
yang digunakan. Logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel koloid
digunakan sebagai elektrode. Untuk dapat menjaga kestabilan koloid dapat
digunakan cara berikut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
·
Alat
-
Botol bermulut lebar (untuk tempat
selai)
-
Pisau
-
Piring
-
Blender
-
Pisau
-
Panci berlapis email
-
Pemanas
-
Pengaduk kayu/gelas
-
Sendok
·
Bahan
-
2 buah nanas yang sudah masak dan cukup
lunak
-
Gula pasir
-
Asam sitrat
2.2 CARA KERJA
·
Siapkan alat-alat dan bahan
·
Kupas buah nanas setelah itu cuci dan
dipotong kecil-kecil. Setiap 1 kilogram buah 2 gram asam sitrat.
·
Setelah itu blender buah nanas tersebut
hingga cukup halus.
·
Campuran tersebut lalu direbus dalam
panci berlapis email dan biarkan mendidih hingga ±1 jam dengan api kecil.
·
Aduk sedikit demi sedit agar tercamper
rata, lalu dinginkan hingga hari berikutnya.
·
Pada pembuatan selai tiap 1 liter sari
buah ditambah 1 kg gula atau dapat ditambahkan gula pada saat merebus dan
tambahkan sedikit demi sedikit agar mendapatkan rasa yang diinginkan.
·
Setelah mengental, pada hari berikutnya
selai dapat dimasukan ke dalam botol bermulut lebar yang telah disediakan.
2.3 DATA HASIL PENGAMATAN
Waktu
Per-menit
|
Perubahan
|
Keterangan
|
|||
Tesktur
|
Warna
|
Aroma
|
Rasa
|
||
1
|
Lembut berserat, Cair
seperti jus
|
Kuning muda
|
-
|
Buah nanas(seperti
jus nanas), asam
|
|
5
|
Lembut berserat, cair
|
Kuning muda
|
nanas
|
Campuran gula mulai
rata
|
Mulai mendidih
|
10
|
Lembut berserat, cair
|
Mulai berubah kuning
|
Nanas campur gula
|
Rasa manis dan asam
|
Mendidih
|
20
|
Lembut tidak berair,
Mulai kental
|
Kuning
|
tetap
|
Asam dan manis
bercampur
|
Menguap dan mendidih
|
30
|
Tetap, kental
|
Kuning keemasan
|
tetap
|
Tetap dan lebih
terasa
|
Jika didiamkan adonan
meletup-letup
|
45
|
Tetap, Lebih kental
dan menyusut
|
Kuning keemasan
|
tetap
|
tetap
|
Semakin panas dan
meletup - letup
|
50
|
Tetap, tetap
|
Kuning keemasan
|
tetap
|
tetap
|
|
60
|
Tetap, Kental dan
adonan menjadi lebih sedikit dari semula (menyusut)
|
Kuning keemasan
semakin pekat
|
Manis, nanas
berbau selai
|
tetap
|
Pemanas dimatikan dan
didiamkan beberapa saat
|
2.4 ANALISIS DATA
Setelah
selai selesai melakukan percobaan, dapat diskusikan hasil percobaan ini campuran
nanas yang sudah dihaluskan jika ditambahkan gula akan menyatu dan membuat
adonan menjadi kental, namun jika terlalu lama akan menghasilkan produk lain
dan berbeda tekstur dengan selai. Dengan menambahkan asam sitrat rasa nanas
lebih terasa dan tidak tertutupi oleh gula, campuran campuran ini dipananaskan
menjadi satu bentuk yang sama, pada saat pemanasan terjadi perubahan
tekstur,rasa,aroma dan warna.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan
partikel suspense, sehingga system koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi
dan dispersi.
Selai
merupakan salah satu produk koloid yang terdapat dikehidupan sehari-hari. Selai
termasuk kedalam jenis sol dan pembuatannya dengan cara mekanik (cara dispersi),
cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar dan padat dengan proses
penggilingan yang dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Zat
terdispersinya padat dan medium dispersinya adalah cair. sifat dari koloid
selai ini adalah koagulasi karena mengalami penggumpalan.
3.2 SARAN
·
Dalam kehidupan sehari-hari koloid
sangat perlu diterapkan, karena ilmu teknologi semakin canggih banyak makanan
yang mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan, dengan mempelajari koloid
kita dapat membuat makanan sendiri seperti selai yang telah dibuat.
·
Dalam pembuatan selai dapat ditambahkan
gula pada saat merebus dan tambahkan sedikit demi sedikit agar mendapatkan rasa
yang diinginkan.
·
Dapat ditambahkan asam sitrat agar rasa
manis dan asam dapat seimbang.
·
Pada saat pemanasan aduk dengan rata
agar mendapat hasil koloid yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
§ LKS
eksis kimia kelas XI semester 2
0 komentar:
Posting Komentar